Kamis, 04 Agustus 2011

Rumah

"...Bagi mereka yang tak pernah meninggalkan rumah mungkin tidak akan pernah tahu arti sebenarnya dari rumah..." hal ini pernah diujarkan maestro peran kita Putu Wijaya. Berbicara tentang rumah memang selalu membuat bersemangat, terutama bagi para perantau (istilah yang sering dipakai untuk orang yang rela meninggalkan rumah untuk mencari sesuap nasi, menuntut ilmu atau mengabdikan diri untuk sesuatu). Rumah secara umum dapat diartikan sebagai tempat tinggal, tempat istirahat, tempat berteduh, tempat membangun keluarga, tempat berkembang bagi anak-anak, tempat memadu kasih sepasang suami istri atau tempat pelarian dari semua kepalsuan. Di jaman Globalisasi (jaman dimana semua bisa dipandang secara bulat, Global, globe) ini pengertian rumah bagi orang-orang urban metropolis berubah menjadi sempit, rumah bagi mereka adalah persinggahan sementara, rumah ibarat arti harafiah hotel jaman dulu, tempat istirahat sementara, datang ke rumah malam, langsung tidur, pagi bangun tidur sudah meninggalkan rumah.
Bagi saya (dan kebanyakan orang mungkin) rumah seperti kotak pandora, yang menyimpan semua rahasia, borok dan watak saya selama masa pendewasaan dan pertumbuhan, tempat berbagi kebahagiaan serta kesedihan dengan tawa dan tangis, tempat kita bertelanjang diri seutuhnya tanpa harus pura-pura menjadi siapa dan apa, tempat kita mendapat curahan kasih dari dua orang manusia yang rela membimbing kita, membiayai kita bahkan memberi makan.
Rumah bagai Folder penyimpan rekaman jejak perjalanan hidup kita. banyak memori indah/getir seperti tertinggal begitu saja ketika kita meninggalkan rumah (merantau).
Tak pelak kerinduan terhadap rumah seperti bara sekam yang siap untuk kembali membara sewaktu-waktu.
Dengan jauh dari rumah kita dapat melihat secara nyata betapa indahnya keadaan rumah yang sangat kita rindukan, dengan jauh dari rumah pula kita bisa berdiri secara netral bahwa ada polemik (keruwetan)nyata yang sedang terjadi di rumah, yang mungkin sewaktu kita dirumah pura-pura acuh kita tak tau.

Apapun arti rumah, apapun pengertian dari rumah, saya selalu rindu untuk bisa pulang ke rumah.
Mungkin ini juga alasan para pemudik lebaran, untuk selalu rela berkorban duit berapapun atau rela berdesak-desakan antri tiket dan berdesak-desakan di Kendaraan transportasi Mudik lebaran, hanya untuk pulang kerumah.
Ya pulang kerumah, pulang untuk memeluk hangat keluarga yang berada di rumah,
Ya pulang kerumah, pulang untuk bercumbu dengan indahnya memori masa lampau di sana,
Ya pulang kerumah, pulang untuk selalu ingat dari mana kita berasal,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar