Minggu, 17 April 2011

Nagabonar jadi 3

baru panas (baca:on fire) posting, dan lagi-lagi mau ngebahas sebuah foto yang sebenarnya cukup sepele, foto patung seorang pahlawan, bukan superman lagi kok, yang satu ini adalah seorang local hero,
berikut hasil jepretan amatiran saya tadi pagi saat melintas jalanan ibukota dengan onthel saya, saat mau menghabiskan sunday morning di bunderan HI:
:

Perjuanganmu tiada henti
coba tebak siapakah sosok patung tersebut???
yapp beliau adalah bapak Panglima besar Jenderal Sudirman, pahlawan nyata, bukan fiktif dan bukan isapan jempol, kegigihan beliau, patriotisme beliau dalam memimpin perlawanan terhadap penjajah (tentara sekutu yang diwakili belanda) dengan taktik gerilya sudah menjadi kisah legenda di negeri ini.
Lantas apa yang mau dikomentari??
saya cuma tergelitik dengan gaya patung tersebut, panglima besar dan jenderal pertama dan paling muda republik ini dibuat patungnya dengan mengenakan jas panjang, ikat kepala, membawa tongkat di tangan kirinya, dan memberikan penghormatan dengan tangan kanannya.
memberi penghormatan pada apa dan siapa kah patung ini???
bukankah beliau hanya layak memberi penghormatan kepada sang saka merah putih dan garuda pancasila saja, tak kulihat didepannya berkibar Bendera Pusaka tanah air kita itu, tak jua kulihat burung Garuda Pancasila terbang dihadapannya atau bertengger disekitar situ,
lantas kepada apa dan siapa sebenarnya sang patung sedang menghormat????
ataukah ia sedang memberi penghormatan pada pucuk Monumen Nasional, ahhh tidak lah, patriotismenya bukan patriotisme mercusuar, ia pahlawan sederhana yang terus total walaupun TBC mendera.
jangan-jangan ia sedang menghormat pada calon gedung bertingkat-tingkat DPR??? walau katanya gedung itu adalah wujud mimpi besar rakyat yang mau direalisasikan oleh para wakil rakyat, aku ragu ia menghadap kesana dalam memberi penghormatan, karena beliau adalah pahlawan yang selalu berada di tengah rakyat-rakyatnya, bukan pahlawan yang ada di mimpi besar rakyatnya.
kembali saya bertanya kepada sebenarnya patung ini memberi hormat????
huuuuh saya harap dia sedang menutupi wajahnya karena kena panas sinar matahari, maklum disitu peneduh sudah tidak ada, dan komplek didekat patung inipun selalu memunculkan berita panas,
karena saya tidak rela jika Panglima Besar saya harus menghormat pada hal-hal yang tak pantas dihormati, walau itu cuma patung,


sebelum melanjutkan perjalanan saya memberi penghormatan pada patung ini, layaknya gaya patung ini sendiri (teringat salah satu chapter film nagabonar jadi dua), ditengah banyaknya orang yang lewat, masa bodoh, karena memang hanya sampai sebatas ini dulu saya dapat menghargai salah satu pahlawan Ibu pertiwi ini.

negara yang besar adalah negara yang mampu menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar